A. Identitas Program Pendidikan
Nama
Sekolah :
SMK Negeri 1 Kutasari
Mata
Pelajaran : Mendesain Sistem
Keamanan Jaringan
Komp.
Keahlian : Teknik Komputer Dan
Jaringan
Kelas/Semester
: XII/ Genap
Tahun
Pelajaran : 2017/2018
Alokasi
Waktu : 1 x 8 JP (@45 Menit) =360 Menit
B. Standar Kompetensi Dan Kompetensi
Dasar
Standar Kompetensi
1.2.Memasang
Firewall.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
- Mengenali jenis ganguan jaringan.
- Membuat prediksi untuk mengatasi gangguan jaringan.
- Menyebutkan cara penanganan gangguan jaringan yang sesuai dengan kebutuhan dan fungsi bisnis.
- Menjelaskan konsep dasar Firewall.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan observasi, diskusi, menggali informasi dan tanya jawab, diharapkan peserta didik dapat:
Setelah melakukan kegiatan observasi, diskusi, menggali informasi dan tanya jawab, diharapkan peserta didik dapat:
1. Menyebutkan
jenis – jenis keamanan jaringan (firewall)
dengan lancar. Sesuai deskripsi yang tercantum pada kunci LP 1 Produk secara
santun.
2. Mengenali
jenis gangguan pada jaringan LAN maupun WAN baik pada sisi hardware maupun software
dengan lancar. Sesuai deskripsi yang tercantum pada kunci LP 1 Produk secara
santun.
3. Menyebutkan
dan menjelaskan cara penanganan gangguan jaringan yang sesuai dengan kebutuhan
dan fungsi bisnis.
4. Menentukan
fungsi keamanan jaringan (firewall)
dengan lancar sesuai deskripsi yang tercantum pada kunci LP 1 Produk secara
mandiri.
5. Mengidentifikasi
berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi pada gangguan jaringan.
6. Menunjukan
perilaku berkarakter meliputi jujur, tanggung jawab, kerjasama, disiplin, dan
rasa ingin tahu. Diamati dengan LP 3 Pengamatan Perilaku Berkarakter.
7. Menunjukkan
keterampilan sosial bertanya, menyumbangkan idea atau berpendapat dan diamati
dengan LP 4 Format Pengamatan Keterampilan Sosial.
8. Menjelaskan
perbedaan mendasar berbagai perbedaan mendasar jaringan komputer buku teks
secara santun.
9. Menganalisis
perangkat keras dan perangkat lunak jaringan komputer dengan santun.
10. Menganalisis
karakteristik mendasar jaringan berbasis klien dan server dan jaringan peer to
peer.
11. Membuat
kesimpulan berdasarkan implikasi, membuat interpretasi atau pemberian nilai
kebenaran pada mekanisme keamanan jaringan.
12. Menentukan
topologi yang terbentuk pada suatu jaringan berdasarkan fungsi dan cara
kerjanya.
13. Membuat
serta memodifikasi topologi jaringan guna penentuan aspek mendasar dalam
keamanan jaringan.
E. Materi Pembelajaran
Berdasarkan contoh tujuan pembelajaran
diatas maka materi pembelajarannya adalah :
1.
Jenis – jenis
serangan pada server dan cara
penanggulangannya.
2.
Topologi dan
desain jaringan.
(Uraian
atau rincian materi terlampir).
F. Pendekatan, Model Dan Metode
Pembelajaran
1. Pendekatan
Berpikir : Scientific, Tematik Terpadu / Integratif, Cooperatif
2. Model
Pembelajaran : Inkuiri Sains, Contextual Teaching Learning
3. Metode
Pembelajaran : Ceramah, Observasi,
Diskusi, Praktik Dan Tanya jawab.
G. Kegiatan Pembelajaran
1.
Pertemuan
ke - 1
a.
Pendahuluan
Atau Kegiatan Awal (± 15 Menit)
Pada kegiatan pendahuluan Guru :
1. Menyampaikan
salam dan selanjutnya peserta didik menjawab.
2. Meminta
ketua kelas untuk memimpin do’a sebelum memulai pelajaran.
3. Mengecek
kehadiran peserta didik dan menanyakan kesiapan dalam mengikuti pembelajaran.
4. Mengkondisikan
suasana belajar yang menyenangkan.
5. Menyampaikan
informasi cakupan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan.
6. Menyampaikan
tujuan pembelajaran dan rancangan penilaian.
7. Menyampaikan
kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya bagi kehidupan.
8. Menyampaikan
garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan.
9. Menyampaikan
lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.
b.
Kegiatan
Inti (± 150 Menit)
Orientasi Masalah
(Fase Pertama)
Mengamati
1. Guru
memberikan informasi komunikatif mengenai perangkat keras dan perangkat lunak
jaringan komputer sebagai dasar pengetahuan awal untuk dikonstruk.
2. Guru
menampilkan sejumlah media tayang mengenai permasalahan jaringan yang berkaitan
dengan aspek keamanan dan serangan atau celah keamanan sistem pada pertukaran
informasi untuk menumbuhkan minat belajar Siswa.
3. Guru
memberikan stimulan ke siswa pokok – pokok permasalahan pada desain sistem
jaringan dan mengaitkan dengan konsep Firewall.
4. Siswa
dengan cermat memperhatikan materi tayang dan menyimak desain jaringan dan
layanan komunikasi yang diperagakan dengan tanggung jawab.
5. Siswa
diminta untuk mengambil seluruh peralatan jaringan dengan teliti dan cermat.
6. Siswa
dengan tertib untuk mengamati karakteristik perangkat keras jaringan baik
dimensi, bentuk, maupun nama.
7. Siswa
menyimak atau membaca literatur terkait menggunakan buku atau media komunikasi
tentang desain sistem keamanan jaringan berbasis Firewall.
8. Siswa
menyimak berbagai bentuk, dimensi dan macam – macam hardware dan software
jaringan komputer.
9. Siswa
menyimak peragaan atau ilustrasi sederhanana mengenai lapisan model OSI pada
jaringan melalui Demonstrasi.
10. Guru
memberikan motivasi dan refleksi prasyarat apa saja yang diperlukan untuk
memahami materi terkait pemasangan Firewall
pada sistem keamanan jaringan.
Merumuskan Masalah (Fase Kedua)
Menanya
1. Guru
mempersilahkan seluruh siwa pada kelompok untuk bekerjasama dan bertukar
pikiran untuk bereksperimen menginstal sistem operasi Server pada Komputer.
2. Siswa
menyimak panduan dan petunjuk instalasi sistem operasi layanan jaringan
berbasis klien dan server.
3. Guru
mempersilahkan pada siswa untuk melakukan identifikasi berbagai kendala maupun
permasalahan yang ditemui pada saat menggunakan perangkat jaringan komputer.
4. Siswa
melakukan identifikasi melalui diskusi dengan sarana bahan ajar cetak maupun
digital tentang karakteristik layanan pada jaringan komputer.
5. Guru
mempersilahkan kepada siswa berkelompok untuk membuat hipotesa kerugian apa
saja yang mungkin terjadi apabila suatu layanan pada jaringan komputer mengalami
gangguan.
6. Siswa
membuat hubungan keterkaitan antara perangkat jaringan, topologi jaringan
sebagai dasar penentuan pertanyaan terhadap suatu permasalahan keamanan yang
mungkin terjadi.
7. Guru
menugasi siswa untuk mendalami materi hardware,
software jaringan beserta fungsinya.
8. Guru
mengamati aktifitas perubahan sikap, ketrampilan dan pengetahuan siswa dalam
kelompok.
Merumuskan
Hipotesis (Fase
Ketiga)
Mengumpulkan informasi
1. Guru
memfasilitasi siswa dalam mengerjakan tugas secara jujur, disiplin, bertanggung
jawab, dan bekerja sama dalam kelompok.
2. Siswa
dalam kelompok melakukan tahap konfigurasi dan percobaan terhadap topologi dan
layanan jaringan yang terpasang dengan cermat, teliti dan penuh kehati –
hatian.
3. Siswa
menganalisis berbagai layanan jaringan berbasis sistem operasi server yang
dinstal dan terpasang dengan teliti dan bertanggung jawab.
Pengumpulan
Data
(Fase Keempat)
Mengasosiasi
1. Siswa
dalam kelompok diminta mendiskusikan tentang berbagai layanan yang dipasang
serta mengelompokan layanan tersebut dalam model OSI.
2. Siswa
dalam kelompok memperagakan bentuk permasalahan yang mungkin terjadi pada
jaringan yang dibuat dalam matriks hubungan berisikan nama protocol dalam model
lapisan OSI.
3. Siswa
antar kelompok mendemonstrasikan dan membandingkan permasalahan dari segi
keamanan maupun karena topologi dengan tertib.
4. Guru
memberikan pertanyaan dalam rangka memberikan rangsangan untuk menguji arah
kompetensi dan penilaian terhadap aktifitas kelompok untuk mengumpulkan data
pemasangan firewall sebagai fitur keamanan desain jaringan.
Menguji
Hipotesis (Fase
Kelima)
Mengomunikasikan
1. Guru
mempersilahkan kepada siswa dalam kelompok untuk membandingkan permasalahan
yang mungkin terjadi pada jaringan dari segi keamanannya baik fisik maupun non
fisik yang di dapat melalui diskusi, eksperimen praktik maupun sumber bacaan
melalui materi pengayaan.
2. Siswa
dalam kelompok berdiskusi dan bertukar pikiran dan membuat perbandingan dan
verifikasi terhadap berbagai macam ancaman dan serangan yang mungkin terjadi
pada model lapisan OSI baik pada lapisan network, transport, maupun pada
lapisan Aplikasi.
3. Guru
menilai sikap siswa dalam kerja kelompok dan membimbing atau menilai
keterampilan menganalisis, menggunakan teori dan menyimpulkan data, serta
menilai kemampuan siswa memahami identifikasi berbagai bentuk permasalahan
jaringan komputer dan keamanannya.
Menarik Kesimpulan / Generalisasi
(Fase Enam)
1. Guru
mempersilahkan siswa secara berkelompok untuk membuat kesimpulan terhadap
materi yang dikaji.
2. Siswa
secara berkelompok membuat kesimpulan terhadap materi yang dikaji dan
menuliskannya ke dalam lembar notulen.
3. Siswa
dalam kelompok mempresentasikan hasil kesimpulannya mengenai materi yang dikaji
secara bergiliran dan siswa dari kelompok lain menanggapi.
4. Siswa
antar kelompok berdiskusi untuk menghasilkan kesimpulan yang paling tepat.
c.
Kegiatan
Penutup (± 15 Menit)
1.
Secara bersama-sama siswa diminta untuk
menyimpulkan tentang konsep keamanan jaringan dan aspek keamanannya.
2.
Guru memberikan konfirmasi dan penguatan
terhadap kesimpulan dari hasil pembelajaran.
3.
Guru memberikan evaluasi (post test) dan menyuruh siswa secara
individu untuk mengerjakannya.
4.
Siswa diberi tugas untuk mendalami
materi kelas X dan XI mengenai hardware
dan software jaringan komputer maupun
sistem operasi jaringan.
5.
Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan
memberikan pesan pada siswa untuk mempelajari materi berikutnya.
6.
Guru menyuruh salah satu siswa untuk
memimpin doa penutup.
2.
Pertemuan
ke - 2
a.
Pendahuluan
Atau Kegiatan Awal (± 15 Menit)
Pada kegiatan pendahuluan Guru :
1. Menyampaikan
salam dan selanjutnya peserta didik menjawab.
2. Meminta
ketua kelas untuk memimpin do’a sebelum memulai pelajaran.
3. Mengecek
kehadiran peserta didik dan menanyakan kesiapan dalam mengikuti pembelajaran.
4. Mengkondisikan
suasana belajar yang menyenangkan.
5. Menyampaikan
informasi cakupan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan.
6. Menyampaikan
tujuan pembelajaran dan rancangan penilaian.
7. Menyampaikan
kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya bagi kehidupan.
8. Menyampaikan
garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan.
9. Menyampaikan
lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.
b.
Kegiatan
Inti (± 150 Menit)
Stimulasi
/ Pemberian Rangsangan (Fase Pertama)
Mengamati
1. Guru
memberikan informasi komunikatif mengenai perangkat keras dan perangkat lunak
jaringan computer berupa perangkat Gateway
sebagai dasar pengetahuan awal untuk dikonstruk.
2. Siswa
diminta untuk mengambil seluruh peralatan jaringan.
3. Siswa
dengan tertib untuk mengamati karakteristik Router
jaringan baik dimensi, bentuk, maupun nama.
4. Siswa
menyimak atau membaca literatur terkait menggunakan buku atau media komunikasi
tentang perangkat jaringan LAN maupun WAN.
5. Siswa
menyimak berbagai bentuk, dimensi dan macam – macam hardware dan software Router multi fungsi.
6. Siswa
menyimak peragaan atau ilustrasi sederhanana mengenai lapisan model OSI pada
jaringan melalui Demonstrasi.
Pernyataan /
Identifikasi Masalah (Fase Kedua)
Menanya
1. Guru
mempersilahkan pada siswa untuk melakukan identifikasi karakteristik mendasar
dari fungsi Router sebagai Gateway
dan Firewall jaringan Komputer.
2. Siswa
melakukan identifikasi melalui diskusi dengan sarana bahan ajar cetak maupun
digital tentang karakteristik layanan pada jaringan computer berbasis client server.
3. Guru
mempersilahkan kepada siswa berkelompok untuk membuat hipotesa ancaman dan
resiko apa saja yang mungkin terjadi baik resiko bencana, serangan hacker maupun kegagalan kerusakan hardware pada jaringan.
4. Siswa
membuat hubungan keterkaitan antara perangkat jaringan, topologi jaringan
sebagai dasar penentuan pertanyaan terhadap suatu permasalahan keamanan yang
mungkin terjadi.
5. Guru
menugasi siswa untuk mendalami materi hardware,
software jaringan beserta fungsinya.
6. Guru
mengamati aktifitas perubahan sikap, ketrampilan dan pengetahuan siswa dalam
kelompok.
Mengumpulkan Data (Fase
Ketiga)
Mengumpulkan informasi
1. Guru
memfasilitasi siswa dalam mengerjakan tugas secara jujur, disiplin, bertanggung
jawab, dan bekerja sama dalam kelompok.
2. Guru
mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan contoh
praktis gejala permasalahan dalam jaringan yang menyebabkan terhambatnya suatu
layanan.
Pengolahan Data (Fase
Keempat)
Mengasosiasi
1. Siswa
dalam kelompok diminta mendiskusikan tentang berbagai permasalahan jaringan
komputer karena kerusakan maupun karena serangan dari pihak luar bahkan faktor
keadaan alam yang mungkin bisa merusak ekosistem jaringan.
2. Siswa
dalam kelompok mendemonstrasikan dan membandingkan permasalahan dari segi
keamanan maupun karena topologi.
3. Siswa
dalam kelompok diminta membandingkan permasalahan jaringan komputer.
Pembuktian / Verifikasi
(Fase Kelima)
Mengomunikasikan
1. Guru
mempersilahkan kepada siswa dalam kelompok untuk membandingkan permasalahan
yang mungkin terjadi pada jaringan dari segi keamanannya baik fisik maupun non
fisik yang di dapat melalui diskusi, eksperimen praktik maupun sumber bacaan
melalui materi pengayaan.
2. Siswa
dalam kelompok berdiskusi dan bertukar pikiran dan membuat perbandingan dan
verifikasi terhadap keadaan jaringan yang bermasalah karena usangnya peralatan
atau kondisi cuaca maupun karena gangguan dari pihak luar melalui serangan
maupun bencana alam.
3. Guru
menilai sikap siswa dalam kerja kelompok dan membimbing atau menilai
keterampilan menganalisis, menggunakan teori dan menyimpulkan data, serta
menilai kemampuan siswa memahami identifikasi berbagai bentuk permasalahan
jaringan komputer dan keamanannya.
Menarik Kesimpulan / Generalisasi
(Fase Enam)
1. Guru
mempersilahkan siswa secara berkelompok untuk membuat kesimpulan terhadap
materi yang dikaji.
2. Siswa
secara berkelompok membuat kesimpulan terhadap materi yang dikaji dan
menuliskannya ke dalam lembar notulen.
3. Siswa
dalam kelompok mempresentasikan hasil kesimpulannya mengenai materi yang dikaji
secara bergiliran dan siswa dari kelompok lain menanggapi.
4. Siswa
antar kelompok berdiskusi untuk menghasilkan kesimpulan yang paling tepat.
c.
Kegiatan
Penutup (± 15 Menit)
1.
Secara bersama-sama siswa diminta untuk
menyimpulkan tentang konsep keamanan jaringan dan aspek keamanannya.
2.
Guru memberikan konfirmasi dan penguatan
terhadap kesimpulan dari hasil pembelajaran.
3.
Guru memberikan evaluasi (post test) dan menyuruh siswa secara
individu untuk mengerjakannya.
4.
Siswa diberi tugas untuk mendalami
materi kelas X dan XI mengenai hardware
dan software jaringan komputer maupun
sistem operasi jaringan.
5.
Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan
memberikan pesan pada siswa untuk mempelajari materi berikutnya.
Guru menyuruh
salah satu siswa untuk memimpin doa penutup.
H. Alat/Bahan Dan Media Pembelajaran
1.
Alat dan bahan
a.
LCD
b.
Notebook, papan, speaker, bahan tayang.
c.
Perangkat Jaringan LAN maupun WAN.
2.
Media pembelajaran
a.
Microsoft
Office, Media Player
atau perangkat pemutar multimedia sejenisnya.
b.
Cisco
Packet Tracer.
I. Sumber Belajar
1.
Bahan Ajar Modul Sistem Keamanan
Jaringan Dan Sistem Operasi Jaringan.
2.
Silabus.
3.
Internet.
J. Penilaian Pembelajaran
1. Teknik Penilaian : Penilaian dilakukan selama dan setelah
kegiatan pembelajaran
a.
Rancangan
Penilaian :
No
|
Aspek yang dinilai
|
Teknik Penilaian
|
Bentuk penilaian
|
Keterangan
|
1.
|
Sikap
|
Penilaian sikap afektif
|
Observasi
|
Dilakukan selama proses praktik, untuk memastikan
peserta didik dapat menerapkan sikap kerja yang baik, mematuhi aturan,
prosedur dan keselamatan dalam bekerja
|
2.
|
Pengetahuan
|
Tes kognitif
|
tes tertulis
|
Dilakukan pada awal pembelajaran untuk memastikan
keterserapan pengetahuan sebelum peserta didik melakukan praktik
|
3.
|
Keterampilan
|
Penilaian analitik
|
Penilaian unjuk kerja
|
Dilakukan saat Proses praktik berjalan, untuk memastikan peserta didik menerapkan
prosedur kerja dalam menyusun dan merencanakan proyek, serta mengevaluasi
hasil.
|
b.
Tugas :
1)
Tugas Terstruktur :
Tugas Menentukan perangkat jaringan pada
Model OSI :
2)
Tugas Non Terstruktur : Mempelajari materi keamanan jaringan
dan membuat resume.
B. Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian Sikap, Pengetahuan dan Ketrampilan terlampir.
Mengetahui, Purbalingga,
7 Juli 2017
Kepala Sekolah Guru
mata pelajaran
Drs.
Darimun, M.Pd. Fajar
Bakhrun Najkhi, S.Kom.
NIP. 19631105 199003 1
008 NIP.
19861123 201001 1 005
Catatan Kepala Sekolah
..................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Lampiran
1
|
Uraian
Materi Pembelajaran
FIREWALL
A.
Pengertian
Firewall merupakan suatu cara atau mekanisme
yang diterapkan baik terhadap hardware, software ataupun sistem itu sendiri dengan tujuan untuk melindungi, baik dengan menyaring,
membatasi atau bahkan menolak suatu atau semua
hubungan/kegiatan suatu segmen pada jaringan pribadi dengan jaringan luar yang bukan merupakan ruang
lingkupnya. Segmen tersebut dapat merupakan sebuah workstation,
server, router, atau local area
network (LAN) anda. konfigurasi
sederhananya : PC
(jaringan local) ↔ firewall ↔ internet (jaringan lain).
B.
Peruntukan
Firewall
secara umum diperuntukan untuk melayani :
A. Mesin
/ Komputer
Setiap mesin/komputer yang
terhubung langsung ke jaringan luar atau internet
dan menginginkan semua yang terdapat pada komputernya terlindungi.
B. Jaringan
Jaringan komputer yang terdiri
lebih dari satu buah komputer dan berbagai jenis topologi jaringan yang
digunakan, baik yang dimiliki oleh perusahaan, organisasi dsb.
C.
Karakteristik Sebuah Firewall
Seluruh
hubungan/kegiatan dari dalam ke luar , harus melewati firewall. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memblok/membatasi
baik secara fisik terhadap
semua akses terhadap
jaringan Lokal, kecuali melewati firewall.
Banyak
sekali bentuk jaringan
yang memungkinkan agar konfigurasi ini terwujud. Hanya Kegiatan yang terdaftar/dikenal yang dapat
melewati/melakukan hubungan, hal ini dapat
dilakukan dengan mengatur policy pada
konfigurasi
keamanan
lokal. Banyak sekali jenis firewall
yang dapat dipilih sekaligus berbagai
jenis policy yang ditawarkan Firewall itu sendiri haruslah kebal atau relatif kuat terhadap
serangan/kelemahan. Hal ini berarti penggunaan sistem yang dapat dipercaya dan
dengan sistem yang relatif aman.
D.
Teknik Yang Digunakan Oleh Sebuah Firewall
1. Service control (kendali terhadap layanan)
Berdasarkan
tipe
– tipe layanan
yang digunakan di Internet dan boleh
diakses baik untuk kedalam ataupun keluar firewall.
Biasanya firewall akan mencek no IP Address dan juga nomor port yang di gunakan baik pada protokol TCP dan UDP, bahkan bisa
dilengkapi software untuk proxy yang akan menerima dan
menterjemahkan setiap permintaan akan
suatu layanan sebelum mengijinkannya.
Bahkan bisa jadi software
pada server itu sendiri, seperti
layanan untuk web ataupun untuk mail.
2. Direction Conrol (kendali terhadap arah)
Berdasarkan arah dari berbagai permintaan (request) terhadap layanan yang akan
dikenali dan diijinkan melewati firewall.
3. User control (kendali terhadap pengguna)
Berdasarkan pengguna/user untuk dapat menjalankan
suatu layanan, artinya ada user yang
dapat dan ada yang tidak dapat menjalankan suatu servis,hal ini dikarenakan user tersebut tidak di ijinkan untuk
melewati firewall. Biasanya digunakan
untuk membatasi user dari jaringan local
untuk mengakses keluar, tetapi bisa juga diterapkan untuk membatasi terhadap
pengguna dari luar.
4. Behavior Control
(Kendali Terhadap Perlakuan)
Berdasarkan seberapa banyak layanan itu telah
digunakan. Misal, firewall dapat
memfilter email untuk menanggulangi/mencegah spam.
E.
Tipe – Tipe Firewall
1. Packet Filtering
Router
Packet
Filtering
diaplikasikan dengan cara mengatur semua packet
IP baik yang menuju, melewati atau akan dituju oleh packet tersebut. Pada tipe ini packet
tersebut akan diatur apakah akan diterima dan diteruskan atau ditolak.
Penyaringan packet ini dikonfigurasikan
untuk menyaring packet yang akan di
transfer secara dua arah (baik dari dan ke jaringan lokal). Aturan penyaringan
didasarkan pada header IP dan transport header, termasuk juga alamat
awal(IP) dan alamat tujuan (IP), protokol transport
yang digunakan(UDP,TCP), serta nomor port
yang digunakan. Kelebihan dari tipe ini adalah mudah untuk diimplementasikan,
transparan untuk pemakai, relatif lebih cepat. Adapun kelemahannya adalah cukup
rumitnya untuk menyetting paket yang akan difilter secara tepat,serta lemah
dalam hal authentikasi.
Adapun serangan yang dapat terjadi pada firewall dengan tipe ini adalah :
a.
IP
address spoofing : Intruder (penyusup) dari luar dapat melakukan
ini dengan cara menyertakan/menggunakan ip
address jaringan lokal yang telah diijinkan untuk melalui firewall.
b.
Source routing attacks : Tipe ini tidak menganalisa informasi routing sumber IP, sehingga memungkinkan
untuk membypass firewall.
c.
Tiny Fragment attacks : Intruder membagi IP kedalam bagian – bagian
(fragment) yang lebih kecil dan
memaksa terbaginya informasi mengenai TCP header.
Serangan jenis ini di design untuk
menipu aturan penyaringan yang bergantung kepada informasi dari TCP header.
Penyerang berharap hanya bagian (fragment) pertama saja yang akan diperiksa dan sisanya akan bisa
lewat dengan bebas. Hal ini dapat ditanggulangi dengan cara menolak semua packet dengan protokol TCP dan memiliki Offset = 1 pada IP fragment (bagian IP).
Gambar 9 Packet Filtering Firewall
2. Application
Level Gateway
Application
level Gateway
yang biasa juga dikenal sebagai proxy
server yang berfungsi untuk
memperkuat/menyalurkan arus aplikasi. Tipe ini akan mengatur semua hubungan
yang menggunakan layer aplikasi ,baik
itu FTP, HTTP, GOPHER dll. Cara kerjanya adalah apabila ada pengguna yang
menggunakan salah satu aplikasi semisal FTP untuk mengakses secara remote, maka gateway akan meminta user
memasukkan alamat remote host yang
akan di akses. Saat pengguna mengirimkan user
ID serta informasi lainnya yang sesuai maka gateway
akan melakukan hubungan terhadap aplikasi tersebut yang terdapat pada remote host, dan menyalurkan data
diantara kedua titik. Apabila data tersebut tidak sesuai maka firewall tidak akan meneruskan data
tersebut atau menolaknya.
Lebih
jauh lagi, pada tipe ini Firewall
dapat dikonfigurasikan untuk hanya mendukung beberapa aplikasi saja dan menolak
aplikasi lainnya untuk melewati firewall.
Kelebihannya adalah relatif lebih aman
daripada tipe packet filtering router lebih mudah untuk
memeriksa (audit) dan mendata (log) semua aliran data yang masuk pada
level aplikasi. Kekurangannya adalah pemrosesan
tambahan yang berlebih pada setiap hubungan yang akan mengakibatkan terdapat
dua buah sambungan koneksi antara pemakai dan gateway, dimana gateway
akan memeriksa dan meneruskan semua arus dari dua arah.
Gambar 10 Application Level Gateway
3.
Circuit
Level Gateway
Tipe ketiga ini
dapat merupakan sistem yang berdiri sendiri, atau juga dapat merupakan fungsi
khusus yang terbentuk dari tipe application
level
gateway. Tipe ini tidak
mengijinkan koneksi TCP end to end (langsung). Cara kerjanya : Gateway akan mengatur kedua hubungan tcp
tersebut, 1 antara
dirinya (gw) dengan TCP pada pengguna lokal (inner host) serta 1
lagi
antara dirinya (gw) dengan TCP pengguna luar (outsidehost). Saat dua buah hubungan
terlaksana, gateway akan menyalurkan TCP segment dari satu hubungan ke
lainnya tanpa memeriksa isinya. Fungsi pengamanannya terletak pada penentuan
hubungan mana yang di ijinkan. Penggunaan tipe ini biasanya
dikarenakan administrator percaya dengan pengguna internal (internal users).
Gambar 11 Circuit Level Gateway
F.
Konfigurasi Firewall
1. Screened Host Firewall
system (single-homed bastion)
Pada konfigurasi ini, fungsi firewall akan dilakukan oleh packet
filtering router dan bastion host*.
Router ini dikonfigurasikan sedemikian sehingga untuk semua arus data dari Internet, hanya paket IP yang menuju bastion host yang diijinkan. Sedangkan
untuk arus data (traffic) dari
jaringan internal, hanya paket IP dari bastion
host yang diijinkan untuk keluar. Konfigurasi ini mendukung fleksibilitas dalam
Akses internet secara langsung,
sebagai contoh apabila terdapat web
server pada jaringan ini maka dapat dikonfigurasikan agar web server dapat diakses langsung dari internet. Bastion Host melakukan fungsi Authentikasi dan fungsi sebagai proxy. Konfigurasi ini memberikan
tingkat keamanan yang lebih baik daripada packet
filtering router atau application
level gateway secara terpisah.
Gambar 12 Screened Host Firewall System
2.
Screened Host Firewall System (Dual Homed
Bastion)
Pada konfigurasi ini, secara fisik akan terdapat
patahan/celah dalam jaringan. Kelebihannya adalah dengan adanya dua jalur yang
memisahkan secara fisik maka akan lebih meningkatkan keamanan dibanding konfigurasi pertama,
adapun untuk server - server yang memerlukan direct
akses (akses langsung) maka dapat diletakkan di tempat atau segment yang langsung berhubungan dengan
internet. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara menggunakan 2 buah NIC ( Network
Interface Card) pada bastation Host.
Gambar 13 Screened Host Firewall System (Dual
Homed Bastion)
3. Screened Subnet Firewall
Ini
merupakan konfigurasi yang paling tinggi tingkat keamanannya. Kenapa? karena
pada konfigurasi ini di gunakan 2 buah packet
filtering router, 1 diantara internet
dan bastion host, sedangkan 1 lagi
diantara bastation host dan jaringan lokal
konfigurasi ini membentuk subnet yang
terisolasi. Adapun kelebihannya adalah :
a. Terdapat
3 lapisan/tingkat pertahanan terhadap penyususp/intruder.
b. Router
luar hanya melayani hubungan antara internet
dan bastion host sehingga jaringan lokal
menjadi tak terlihat (invisible).
c. Jaringan
lokal tidak dapat mengkonstuksi routing
langsung ke Internet, atau dengan
kata lain , Internet menjadi Invinsible (bukan berarti tidak bisa melakukan
koneksi Internet).
Gambar 14 3. Screened Subnet Firewall
Langkah – Langkah
Membangun firewall :
a. Mengidenftifikasi
bentuk jaringan yang dimiliki
Mengetahui bentuk jaringan yang dimiliki khususnya
toplogi yang di gunakan serta protocol jaringan, akan memudahkan dalam
mendesain sebuah firewall.
b. Menentukan
Policy atau kebijakan Penentuan
Kebijakan atau Policy
Merupakan hal yang harus di lakukan, baik atau
buruknya sebuah firewall yang di
bangun sangat di tentukan oleh policy/kebijakan
yang diterapkan. Diantaranya : Menentukan apa saja yang perlu di layani.
Artinya, apa saja yang akan dikenai policy
atau kebijakan yang akan kita buat, Menentukan individu atau kelompok – kelompok
yang akan dikenakan policy atau
kebijakan tersebut, Menentukan layanan – layanan yang dibutuhkan oleh tiap tiap
individu atau kelompok yang menggunakan jaringan, Berdasarkan setiap layanan
yang digunakan oleh individu atau kelompok tersebut akan ditentukan bagaimana
konfigurasi terbaik yang akan membuatnya semakin aman, Menerapkankan semua policy atau kebijakan tersebut.
c. Menyiapkan
Software atau Hardware yang akan digunakan
Baik itu operating system yang mendukung atau software – software khusus pendukung firewall seperti ipchains,
atau iptables pada linux, dsb. Serta konfigurasi
hardware yang akan mendukung firewall tersebut.
d. Melakukan
Test Konfigurasi
Pengujian terhadap firewall yang telah selesai dibangun
haruslah dilakukan, terutama untuk mengetahui hasil yang akan kita dapatkan,
caranya dapat menggunakan tool – tool
yang biasa dilakukan untuk mengaudit
seperti nmap.
Lampiran
2
|
Kisi-Kisi Dan Soal Penilaian Pengetahuan
No
|
Kompetensi Dasar
|
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
Indikator soal
|
No. Soal
|
Soal
|
1.
|
Memasang Firewall
|
Mengenali jenis
ganguan jaringan.
|
Peserta didik mengetahui
konsep firewall yang berkaitan
dengan aspek keamanan pada sistem jaringan baik hardware maupun software
|
Uraian
|
Apa yang dimaksud dengan Firewall dengan hardware
khusus
|
Peserta didik menjelaskan fungsi keamanan jaringan
berbasis firewall
|
|||||
Membuat prediksi
untuk mengatasi gangguan jaringan.
|
Peserta didik
menyebutkan berbagai jenis topologi jaringan komputer
|
Uraian
|
Jelaskan perbedaan antara Prerouting dan Postrouting
|
||
Menyebutkan cara penanganan gangguan jaringan yang
sesuai dengan kebutuhan dan fungsi bisnis.
|
Peserta didik menguasai routing pada jaringan komputer
|
||||
Menjelaskan konsep
dasar Firewall
|
Peserta didik mendeskripsikan protocol yang bersifat koneksi
|
Uraian
|
Gambarkan hubungan kerja Firewall dengan susunan lapisan Model
Referensi TCP/IP
|
||
Peserta didik menerapkan jenis keamanan firewall pada sistem jaringan
|
Uraian
|
Dari keempat jenis firewall, manakah yang mudah
diimpelementasi tetapi mempunyai kehandalan yang tinggi
|
|||
Peserta didik menerapkan rule terhadap akses jaringan
|
Uraian
|
Bagaimana menerapkan suatu rule/ policy untuk memperbolehkan akses
http pada suatu server
|
Lampiran
3
|
Kunci jawaban dan pedoman
penskoran penilaian
pengetahuan :
No
|
Kunci Jawaban
|
Skor Sempurna
|
1
|
Firewall dengan hardware
khusus:
a. Berdiri bebas dan menggunakan perangkat keras berdedikasi.
b. Biaya awal untuk pembaruan perangkat keras dan perangkat lunak mahal.
c. Beberapa komputer dapat dilindungi.
d. Sedikit berdampak pada kinerja komputer
|
20
|
2
|
Prerouting adalah proses pendefinisian packet yang akan masuk ke dalam tubuh router melalui interface.
Forward adalah proses pendefinisian packet yang sudah masuk di dalam tubuh
router untuk diteruskan ke interface selain interface packet tersebut masuk.
Postrouting adalah proses pendefinisian packet yang sudah keluar dari tubuh router melalui sebuah interface.
|
15
|
3
|
Hubungan kerja Firewall dengan Susunan Model
Lapis OSI
a. Packet Filtering Firewalls
(Level 3 OSI)
Jenis firewall yang pertama
ini merupakan jenis yang paling simple.
Firewall yang satu ini merupakan
sebuah Komputer yang dibekali dengan dua buah Network Interface Card (NIC) yang mana fungsinya menyaring
berbagai paket yang masuk. Umumnya, perangkat ini dikenal dengan packet-filtering router.
Gambaran hubungan kerja firewall
dengan lapisan model Referensi TCP/IP pada Packet-Filtering Firewalls.
b.
Application/Proxy Firewalls(Layer 5 TCP/IP Application)
Firewall jenis ini yang sering kita
sebut proxy, dimana proxy
mampu membaca isi paket data yang berisi content yang akan dikirim /diterima user,firewall bisa
mengidentifikasi paket yang berisi pecahan file dengan extensi tertentu dan
content dengan kandungan text tertentu.makanya firewall jenis ini digunakan
untuk memmfilter content yang akan diterima user . seperti memblock
download file executable untuk
menghindari penyebaran malware,memblock situs tertentu misalnya memblock
situs yang mengandung kalimat porno dan social media.
Gambaran hubungan kerja firewall
dengan lapisan model Referensi TCP/IP pada Application/Proxy Firewalls.
c.
Circuit-Level Gateway Firewall (Layer 4 OSI
&TCP/IP Session)
Jenis ini
umumnya baerupa komponen suatu proxy server. Tidak hanya itu, firewall
tersebut beroperasi dalam level yang memang lebih tinggi pada model referensi
OSI ketimbang jenis Packet Filter Firewall. Firewall ini tepatnya bekerja
pada lapisan sesi (session layer). Circuit-Level Gateway Firewall akan
membaca session yang akan terjadi, dan memastikan bahwa session yanng akan
terbentuk berasal dari sumber dan tujuan yang benar dan sah. hal ini untuk
menghindari spoofing (pembodohan mesin) oleh hacker dan melakukan tindakan
MITM (Man in the midle attack) dengan mencuri session atau membat session
palsu.
Gambaran
hubungan kerja firewall dengan
lapisan model Referensi TCP/IP pada Circuit-Level Gateway Firewall.
d.
Stateful
Multilayer Gateways (Layer 4 +5 OSI
&TCP/IP)
Ini adalah
jenis firewall paling mantap karena
jenis firewall ini dapat membaca ip
header dan isi dari paket data , dapat menentukan sesi yang akan terjadi sah
atau tidak dan secara bersamaan dapat menentukan paket yang berisi content
sesuai dengan rule atau tidak,Stateful multilayer (SML) tidak menggunakan
proxy sehingga kecepatan pemfilteran akan sangat luar biasa cepatnya dan
lebih unggul dibanding dengan proxy.
Gambaran
hubungan kerja firewall dengan lapisan model Referensi TCP/IP pada Stateful
Multilayer Gateways.
e.
Reverse-Proxy
Firewalls
Pada umumnya
firewall digunakan untuk melindungi client, Reverse-Proxy Firewalls dibuat
dan diirancang untuk melindungi Server , yap server diletakan di dalam
jaringan internet yang liar dan berbahaya ,Reverse-Proxy Firewalls akan
menjadi tameng dalam menghadapi serangan dari hacker dari internet. contoh
Reverse-Proxy Firewalls adalah Cloudflare CDN (Content Delivery Network )
yang bertugas digaris depan untuk melayani permintaan pengunjung dan
menangkal serangan hacker. Reverse-Proxy Firewalls akan menyembunyikan IP
asli dari server sehingga hacker akan
berusaha lebih keras untuk menemukan IP asli dari server yang ingin diserang. Reverse-Proxy
Firewalls juga berfungsi sebagai cache untuk meringankan beban dari server.
Gambaran
firewall Reverse-Proxy Firewalls
f.
Reusing
IP Addresses
Maksudnya
adalah satu IP digunakan oleh banyak komputer didalam jaringan.loh bagaimana
bisa? Well kita ambil contoh ketika kita langganan internet di speedy tau
yang lain.kita hanya mendapat satu IP untuk konek ke internet,tetapi kita
punya banyak perangkat dirumah atau tempat usaha . akan sangat mahal jika
kita membeli banyak paket hanya untuk mendapat jumlah IP yang sesuai dengan
jumlah perangkat kita yang ingin konek ke internet. lalu bagaimana solusinya?
Solusinya
adalah dengan menggunakan NAT (Network Address Translation) fungsi ini ada
didalam setiap router, dimana koneksi internet akan dishare ke banyak
perangkat menggunakan ip private. benefit dari metode ini dalah IP local kita
akan tersembunyi dari dunia luar (internet) yang keliatan hanya IP public
saja.
Gambaran
firewall Reusing IP Addresses
|
25
|
4
|
Stateful
Multilayer Gateways (Layer 4 +5
OSI &TCP/IP)
Ini adalah jenis firewall paling mantap karena jenis firewall ini dapat
membaca ip header dan isi dari paket data , dapat menentukan sesi yang akan
terjadi sah atau tidak dan secara bersamaan dapat menentukan paket yang
berisi content sesuai dengan rule atau tidak,Stateful multilayer (SML) tidak
menggunakan proxy sehingga kecepatan pemfilteran akan sangat luar biasa
cepatnya dan lebih unggul dibanding dengan proxy
|
20
|
5
|
Penerapan
aturan iptables untuk mengijinkan akses http adalah sbb :
# iptables – A FORWARD –p tcp –dport 80 –i eth1 -j ACCEPT
# iptables – A FORWARD –p tcp –sport 80 –o eth1 -j ACCEPT
# iptables – A FORWARD –p tcp –dport 80 –i eth0 -j ACCEPT
# iptables – A FORWARD –p tcp –sport 80 –o eth0 -j ACCEPT
|
20
|
Nilai =
Jumlah Skor
|
100
|
Keterangan
:
Pedoman
Penskoran :
1. Jawaban
lengkap, dan analisis mendalam nilai = Skor Sempurna
2. Jawaban
lengkap, dan analisis kurang mendalam nilai = Skor Sempurna * 0,75.
3. Jawaban
lengkap, dan analisis tidak tepat nilai = Skor Sempurna * 0,60.
4. Jawaban
tidak lengkap, dan analisis mendalam nilai = Skor Sempurna * 0,50.
5. Jawaban
tidak lengkap, dan analisis kurang mendalam nilai = Skor Sempurna * 0,40.
6. Jawaban
tidak lengkap, dan analisis tidak tepat nilai= Skor Sempurna * 0,30.
7. Jawaban
tidak relevan dengan soal = nilai Skor Sempurna * 0,25.
8. Tidak
dijawab nilai 0.
Nilai Akhir dihitung dengan rumus : NA =
Lampiran
4
|
Kisi-Kisi
Penilaian Ketrampilan Dan Pedoman Penskoran
No.
|
Kompetensi Dasar
|
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Teknik Penilaian
|
1
|
1.2
Memasang Firewall
|
1.2.1
Mengenali jenis ganguan jaringan.
1.2.2
Membuat prediksi untuk mengatasi gangguan
jaringan.
1.2.3
Menyebutkan cara penanganan gangguan jaringan yang
sesuai dengan kebutuhan dan fungsi bisnis.
1.2.4
Menjelaskan konsep dasar Firewall.
|
Penilaian
unjuk kerja &
Penilaian
tampilan hasil proyek secara keseluruhan serta penilaian sikap kerja
|
Pedoman
Skoring
No
|
Komponen/Sub Komponen
Penilaian
|
Indikator
|
Skor
|
1
|
Persiapan Kerja
|
||
a. Penggunaan alat dan bahan
|
Penggunaan alat dan bahan sesuai prosedur
|
91 - 100
|
|
Penggunaan alat dan bahan kurang sesuai prosedur
|
80 - 90
|
||
Penggunaan alat dan bahan tidak sesuai prosedur
|
70 - 79
|
||
b. Ketersediaan alat dan bahan
|
Ketersediaan alat dan bahan lengkap
|
91 - 100
|
|
Ketersediaan alat dan bahan cukup lengkap
|
80 - 90
|
||
Ketersediaan alat dan bahan kurang lengkap
|
70 - 79
|
||
2
|
Proses dan Hasil Kerja
|
||
a. Kemampuan menggunakan komputer
|
Kemampuan menggunakan komputer tinggi
|
91 - 100
|
|
Kemampuan menggunakan komputer cukup
|
80 - 90
|
||
Kemampuan menggunakan komputer kurang
|
70 - 79
|
||
b. Kemampuan menggunakan search engine
|
Kemampuan menggunakan search engine tinggi
|
91 - 100
|
|
Kemampuan menggunakan search engine cukup
|
80 - 90
|
||
Kemampuan menggunakan search engine kurang
|
70 - 79
|
||
c. Kelengkapan informasi
|
Informasi yang dicari lengkap
|
91 - 100
|
|
Informasi yang dicari cukup lengkap
|
80 - 90
|
||
Informasi yang dicari kurang lengkap
|
70 - 79
|
||
d. Ketepatan informasi
|
Infomasi yang dicari tepat
|
91 - 100
|
|
Infomasi yang dicari cukup tepat
|
80 - 90
|
||
Infomasi yang dicari kurang tepat
|
70 - 79
|
||
e. Hasil pencarian informasi
|
Hasil pencarian informasi disusun rapih
|
91 - 100
|
|
Hasil pencarian informasi disusun cukup rapih
|
80 - 90
|
||
Hasil pencarian informasi disusun kurang rapih
|
70 - 79
|
||
3
|
Sikap kerja
|
||
a. Keterampilan dalam bekerja
|
Bekerja dengan terampil
|
91 -100
|
|
Bekerja dengan cukup terampil
|
80 - 90
|
||
Bekerja dengan kurang terampil
|
70 - 79
|
||
b. Kedisiplinan dalam bekerja
|
Bekerja dengan disiplin
|
91 - 100
|
|
Bekerja dengan cukup disiplin
|
80 - 90
|
||
Bekerja dengan kurang disiplin
|
70 - 79
|
||
c. Tanggung jawab dalam bekerja
|
Bertanggung jawab
|
91 - 100
|
|
Cukup bertanggung jawab
|
80 - 90
|
||
Kurang bertanggung jawab
|
70 - 79
|
||
d. Konsentrasi dalam bekerja
|
Bekerja dengan konsentrasi
|
91 - 100
|
|
Bekerja dengan cukup konsentrasi
|
80 - 90
|
||
Bekerja dengan kurang konsentrasi
|
70 - 79
|
||
4
|
Waktu
|
||
Penyelesaian pekerjaan
|
Selesai sebelum waktu berakhir
|
91 - 100
|
|
Selesai tepat waktu
|
80 - 90
|
||
Selesai setelah waktu berakhir
|
70 - 79
|
a. Pengolahan
Nilai Keterampilan :
Nilai
Praktik(NP)
|
|||||
Persiapan
|
Proses
dan Hasil Kerja
|
Sikap
Kerja
|
Waktu
|
∑ NK
|
|
1
|
2
|
3
|
5
|
6
|
|
Skor
Perolehan
|
|||||
Skor
Maksimal
|
|||||
Bobot
|
10%
|
60%
|
20%
|
10%
|
|
NK
|
Keterangan:
· Skor Perolehan
merupakan penjumlahan skor per komponen penilaian.
· Skor Maksimal merupakan
skor maksimal per komponen penilaian.
· Bobot
diisi dengan persentase setiap komponen. Besarnya persentase dari setiap
komponen ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik kompetensi
keahlian. Total bobot untuk komponen penilaian adalah 100.
· NK = Nilai Komponen
merupakan perkalian dari skor perolehan dengan bobot dibagi skor maksimal.
· NP = Nilai Praktik
merupakan penjumlahan dari NK
LEMBAR OBSERVASI SISWA
|
|||||||||||||||
NO
|
NIS
|
NAMA
|
SISWA AKTIF DALAM PEMBELAJARAN
|
MENGIKUTI PROSEDUR KERJA
|
TANGGUNG JAWAB PEKERJAAN
|
MENERAPKAN K3 DALAM PRAKTIK
|
|||||||||
K
|
B
|
SB
|
K
|
B
|
SB
|
K
|
B
|
SB
|
K
|
B
|
SB
|
||||
1
|
|||||||||||||||
2
|
|||||||||||||||
3
|
|||||||||||||||
4
|
|||||||||||||||
5
|
|||||||||||||||
6
|
|||||||||||||||
7
|
|||||||||||||||
8
|
|||||||||||||||
9
|
|||||||||||||||
10
|
|||||||||||||||
11
|
|||||||||||||||
12
|
|||||||||||||||
13
|
|||||||||||||||
14
|
|||||||||||||||
15
|
|||||||||||||||
16
|
|||||||||||||||
17
|
|||||||||||||||
18
|
|||||||||||||||
19
|
|||||||||||||||
20
|
|||||||||||||||
21
|
|||||||||||||||
22
|
|||||||||||||||
23
|
|||||||||||||||
24
|
|||||||||||||||
25
|
|||||||||||||||
26
|
|||||||||||||||
27
|
|||||||||||||||
28
|
|||||||||||||||
29
|
|||||||||||||||
30
|
|||||||||||||||
31
|
|||||||||||||||
32
|
|||||||||||||||
33
|
|||||||||||||||
34
|
|||||||||||||||
CATATAN DAN JURNAL :
|
|||||||||||||||
Penentuan Skor
dan Nilai :
Nilai
|
Skor
|
K (Kurang)
|
60 s.d 75
|
B (Baik)
|
75 s.d 85
|
SB (Sangat Baik)
|
86 s.d 100
|
Nilai akhir dihitung dengan :
No comments:
Post a Comment